Tua Dua Orang Tua
Umur nadi kiri ini dua per lima dari usia rahim wanita 53 tahun, sekarang beruban tapi takan kau dapati di 7 hari dalam seminggu jika bukan rumahku tempat tinggalmu
Cantik sekali dia, benar-benar istimewa.
Soal ini, dosaku pelit memberi bukti seberapa cantiknya dia. Aku ingin cantiknya milikku saja,
Yah tapi setelah pria paruh baya yang kira kira umur jantungnya satu per dua koma tujuh dari usia nadi kananku.
sayangnya aku tidak menyaksikan langsung saat itu, jauh sebelumnya, entah dimana aku saat itu. Pria jantan itu mempersunting hawanya dan mengaku-ngaku dia adalah tulang rusuknya, dengan bersumpah lagi.
Barulah saat ini aku paham bagaimana DIA, yang ada di balik awan itu mungkin? Yang pasti tujuan doaku ialah DIA. Paham tentang abstraknya segala isi bumi, mulai dari perut sampai dengan kulit terluarnya, ciptaan DIA bukan? Iyakan saja, kamu dan siapapun tak berhak membantah, itu yang kupercaya. Silahkan melawan keyakinanku, tapi sedikitpun itu tak punya kuasa menceraiberaikan apa maksud esensi pengilhamanku.
Pahamlah akhirnya aku, tentang keluh yang semula hanya kupelajari lewat elegi klasik penyair yang bersungut-sungut merindu si bulan, dan berharap jadi malamnya. Hay penyair, sajakmu kalah sudah daripada doa sepasang insan renta yang memulai paragrafku ini. Mereka hanya berdoa tanpa diksi yang sukar dipahami, sejatinya permohonan mereka sudah diketahui oleh DIA. Lagi-lagi DIA. Apa kubilang jangan coba bertengkar dengan keyakinanku.
Keluhku tentang sukarnya merangkak, berjalan dan akhirnya berlari tapi masih menebak dimana garis finalnya, bahkan posko pemberhentiannya masih kuekspetasikan.
Dan ketahuilah kalian semua yang bergelut dengan aksara ini, sepasang tua itu yang sedari awal membopong, wafa untuk tetap disisi, kemudian langkahnya menjadi gontai dan hanya mampu berteriak mengarahkan dari belakang sambil berucap dalam hati tak tahu apa yang mereka sebutkan, yang kudengar selalu diakhiri dengan Amin, seperti itu terus, dan kami sama-sama menebak penghujung kami, terserah DIA.
Sudah sekuat ini betisku, sudah setangkas ini lenganku, bahkan lebih kuat dan lebih tangkas lagi dari pria tua itu, tapi masih sangat lunak membentur narasi DIA, itulah mengapa mereka takan pernah lemah dan takan pernah rapuh tulang mereka. Usianya saja yang terbenam, tapi selalu terbit paling awal untuk "mereka cipta" ku.
Mereka akrab sekali kupanggil bapa, mama. Lazimnya demikian di negaraku. Dan mereka adalah satu satunya doa yang selalu terkabul dalam katup tanganku dan isi dari alfa omega tanda kemenanganku.
Cantik sekali dia, benar-benar istimewa.
Soal ini, dosaku pelit memberi bukti seberapa cantiknya dia. Aku ingin cantiknya milikku saja,
Yah tapi setelah pria paruh baya yang kira kira umur jantungnya satu per dua koma tujuh dari usia nadi kananku.
sayangnya aku tidak menyaksikan langsung saat itu, jauh sebelumnya, entah dimana aku saat itu. Pria jantan itu mempersunting hawanya dan mengaku-ngaku dia adalah tulang rusuknya, dengan bersumpah lagi.
Barulah saat ini aku paham bagaimana DIA, yang ada di balik awan itu mungkin? Yang pasti tujuan doaku ialah DIA. Paham tentang abstraknya segala isi bumi, mulai dari perut sampai dengan kulit terluarnya, ciptaan DIA bukan? Iyakan saja, kamu dan siapapun tak berhak membantah, itu yang kupercaya. Silahkan melawan keyakinanku, tapi sedikitpun itu tak punya kuasa menceraiberaikan apa maksud esensi pengilhamanku.
Pahamlah akhirnya aku, tentang keluh yang semula hanya kupelajari lewat elegi klasik penyair yang bersungut-sungut merindu si bulan, dan berharap jadi malamnya. Hay penyair, sajakmu kalah sudah daripada doa sepasang insan renta yang memulai paragrafku ini. Mereka hanya berdoa tanpa diksi yang sukar dipahami, sejatinya permohonan mereka sudah diketahui oleh DIA. Lagi-lagi DIA. Apa kubilang jangan coba bertengkar dengan keyakinanku.
Keluhku tentang sukarnya merangkak, berjalan dan akhirnya berlari tapi masih menebak dimana garis finalnya, bahkan posko pemberhentiannya masih kuekspetasikan.
Dan ketahuilah kalian semua yang bergelut dengan aksara ini, sepasang tua itu yang sedari awal membopong, wafa untuk tetap disisi, kemudian langkahnya menjadi gontai dan hanya mampu berteriak mengarahkan dari belakang sambil berucap dalam hati tak tahu apa yang mereka sebutkan, yang kudengar selalu diakhiri dengan Amin, seperti itu terus, dan kami sama-sama menebak penghujung kami, terserah DIA.
Sudah sekuat ini betisku, sudah setangkas ini lenganku, bahkan lebih kuat dan lebih tangkas lagi dari pria tua itu, tapi masih sangat lunak membentur narasi DIA, itulah mengapa mereka takan pernah lemah dan takan pernah rapuh tulang mereka. Usianya saja yang terbenam, tapi selalu terbit paling awal untuk "mereka cipta" ku.
Mereka akrab sekali kupanggil bapa, mama. Lazimnya demikian di negaraku. Dan mereka adalah satu satunya doa yang selalu terkabul dalam katup tanganku dan isi dari alfa omega tanda kemenanganku.
tulisan ini saya dedikasikan untuk "tua dua orang tua"
yang gagah oleh yang lebih tua diberinama Mikael Minggu
yang indah oleh yang lebih tua diberinama Hendrika Donu
Mereka dua orang tua saya.
MGM National Harbor Casino - Mapyro
BalasHapusFind MGM National Harbor 당진 출장마사지 Casino, 대구광역 출장마사지 MGM National 화성 출장안마 Harbor Casino, United States of America best value, rates, amenities: 안동 출장마사지 expert Las 구미 출장안마 Vegas research, only at