Kopi : Menyibukkan Lidah yang Penasaran


Ada yang suka kopi?
Karena apa? Rasa? Amunisi begadang? 

Atau inspirasi? Hahahah klasik…. Kalau kopi untuk inspirasi mungkin hanya dalil lebay biar keren saja. Tapi bagi sebagian orang, kafein pekat atau aromatik kopi bisa jadi pojok pandang estetika sambil membaca atau mengerjakan tugas. Mungkin juga sugesti agar aktivitas tak monoton, karena ada aktivitas lain mengangkat gelas kopi, menghirup aromanya, kemudian seruput. Asik bukan? Hanya untuk menikmati kopi yang tidak amatir kita harus melakukan tiga hal itu tanpa disadari. Untuk yang suka minum kopi kira-kira apa alasan kalian memilih kopi? Masih banyak minuman lain yang lebih nikmat, lebih lembut tastenya, dan mungkin lebih nyaman di lambung. Hahhahah pertanyaan yang tidak perlu sebenarnya, karena simpelnya untuk minum kopi tidak perlu ada alasan. Tapi, bukan itu maksudnya, disini saya coba menggali apa alasan seseorang minum kopi, atau ada apa dengan kopi sampai ada yang cinta untuk menikmatinya. Balik lagi, untuk yang suka minum kopi kira-kira apa alasan kalian minum kopi? Coba jawab di komentar sebelum lanjut membaca, kita bisa saling tukar jawaban. Tapi ini bukan untuk gaya-gayaan biar kayak blogger lain yah hahaha, really ini hanya untuk tahu apa jawaban pembaca sekalian, dan sejujurnya saya hanya ingin blog ini punya habbit yang baru yakni dengan komunikasi dua arah. Tapi kalau terkesan lebai sudahlah  tak perlu jawab di komentar langsung lanjut baca saja hehehehe. 


"jangan minum kopi, kalau tidak tahu untuk apa"


Kenapa saya suka minum kopi? Ada apa dengan kopi, sampai saya menikmatinya?

Kalau menurut om Wikipedia “Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta dan Kopi Arabika.“

Pikir kebanyakan orang ada berbagai macam jenis kopi karena varian rasa yang ditawarkan di berbagai macam coffee shop, tetapi sebenarnya klasifikasi kopi berdasarkan jenis biji dan tempat menanamnya, kopi hanya punya dua jenis yakni robusta dan arabika.

Dari segi bentuk, biji kopi jenis robusta lebih bulat dan arabika cenderung lebih lonjong. Pada struktur bijinya keduanya juga terdapat perbedaan, sehingga proses roasting yang digunakan tidak sama. Ada yang tidak tahu apa itu roasting? Yah sesuai terjemahannya roasting adalah pembakaran. Roasting kopi adalah proses pemanggangan biji yang masih mentah (green bean) hingga tingkat kematangan tertentu. Jadi yang dimaksud disini adalah cara sangrai atau menggoreng biji kopi sebelum kemudian digiling menjadi bubuk. Ohyah kopi itu digiling yah bukan digunting! 😏

Selanjutnya, karena dapat ditanam di daerah yang punya ketinggian rendah, penanaman kopi jenis robusta lebih gampang ditemui dibanding arabika. Tak hanya itu, tanaman kopi robusta juga lebih cepat berkembang dan memproduksi buah, tak seperti arabika yang membutuhkan beberapa tahun untuk matang serta memerlukan lahan yang lebih besar. Namun, meskipun terdengar lebih sulit, kopi arabika memiliki keunggulannya sendiri, terutama dari segi rasa.
Dibanding kopi robusta yang biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan ‘kasar’ ini biasanya selera pencinta kopi americano. Kopi arabika mempunyai karakter rasa yang lebih kaya. Pembaca dapat merasakan berbagai hint rasa baik buah-buahan, beri-berian, coklat maupun kacang-kacangan, sementara robusta cenderung hanya memiliki aftertaste kacang-kacangan. 


"yang mahal itu rasa, bukan harga. yang indah itu aroma kopi, bukan tempat yang kau pilih untuk menyesapnya, setelah terseduh nikmatilah"

Di satu momen liburan semester kemarin, saya pernah ke perkebunan kopi Rasamala di Jawa Barat, disitu juga sambil jalan-jalan dan “cari ilmu” tentang kopi (asyik hahaha) juga kami dapat penjelasan bagaimana menanam kopi dari mulai biji dan proses koker sampai masuk ke perkebunan. Jadi Rasamala itu pohon hutan yang dapat tumbuh sangat tinggi, mencapai 40 hingga 60 meter. Pohon ini bernilai ekonomi karena kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran pengharum ruangan, banyak terdapat di tanah Pasundan. Nah, oleh salah satu barista disana yang memperkenalkan Kopi Rasamala, beliau memberitahukan bahwa mengapa kopi arabika itu (perkebunannya di dataran tinggi) mempunyai aroma rasamala, yaitu karena kopi itu di tanam di Hutan pohon Rasamala. Sehingga mengapa arabika mempunyai aroma yang bervariasi seperti aroma buah, dan lain-lain yah karena di perkebuanan kopi arabika terdapat pohon lain yang menjadi penyumbang aroma.   

Kandungan kafein di kedua jenis kopi ini juga berpengaruh terhadap rasa yang dimilikinya. Robusta memang memiliki kadar kafein dua kali lebih banyak, namun ini berakibat pada rasa kopinya yang lebih pahit. Selain itu, jenis arabika juga memiliki kandungan gula dan lipid yang lebih tinggi daripada robusta sehingga lebih manis saat diminum tanpa perlu menggunakan gula.

Karena kompleksitas rasa ini, banyak pecinta kopi yang lebih memilih kopi arabika sebagai favorit mereka.

Jenis kopi yang saya minati adalah kedua jenis kopi tersebut hahahah, tergantung kebutuhan untuk apa minumnya. Kalau sekadar menikmati kopi, saya akan lebih memilih minum kopi arabika, tetapi kalau untuk melawan 'merem' atau untuk mete (begadang) pilihan terbaik saya adalah kopi robusta. Sebenarnya saya tidak banyak tahu tentang kopi, tapi inilah alasan kenapa saya suka kopi.

Iya, saya suka kopi karena penasaran.

Soal kapan kenal minum kopi, tentu saja dari kecil saya sudah dikenalkan dengan minuman kopi. Dari tempat asal saya Flores, salah satu daerah yang mempunyai biji kopi berkualitas dan rasa yang khas kami sudah menggauli kopi sejak masih kecil. Ilmu pertama yang saya dapat waktu minum kopi ialah untuk menahan kantuk. Hahahaa bagaimana tidak, pelaksanaan acara-acara budaya dan adat disana tentu lama dan ada banyak tradisi yang mengharuskan kami begadang. Karena momen kumpul keluarga di suatu upacara adat adalah hal besar yang tidak boleh dilewatkan, dan waktu kumpul paling syahdu adalah di malam hari. Selain itu ritme monoton yang memakan waktu tentu membuat bosan dan menjadi sasaran empuk untuk mengantuk. Jadi, itulah alasan kenapa kami ditawarkan minum kopi daripada minuman lain.

Waktu di SMA, kopi pun jadi kebutuhan karena saking terbiasa begadang entah untuk belajar (mungkin) atau untuk aktivitas lain di malam hari (apa tuh hahahah). Masuk kuliah, kopi jadi salah satu oleh-oleh khusus yang wajib dibawa kalau pulang libur. Kopi yang biasa saya bawa ialah kopi arabika biasa, yang disangrai sendiri oleh mama. Kopi yang disangrai mama biasanya dark  tapi tidak hangus yang kemudian digiling.

Terbiasa minum “kopi kampung” dan hidup di Jakarta yang notabenenya gudangnya coffee shop, dan tempat nongkrong dengan kopi jadi nilai jual yang dominan membuat saya lebih penasaran menikmati kopi dari berbagai macam varietas rasa.

Kebiasaan nongkrong membuat saya menjadi lebih penasaran ketika melihat para barista mengolah kopi. Mulai dari roasting, sampai menghidangkan secangkir kopi cantik dengan dandanan menawan yang dirias dengan Teknik-teknik tertentu. Keinginan mengenal lebih jauh tentang kopi muncul dan salah satu bentuk implementasi sederhana yang saya buat adalah membaca artikel, menonton film (Filososfi Kopi), menonton video barista di Youtube sampai dengan pergi ke perkebunan kopi.

Sederhana yang ribet sebenarnya hahahahaa. Hanya karena penasaran. Itulah sedikit jawaban kenapa saya suka kopi, dan sangat menikmatinya. Kalau kalian, kenapa minum kopi?



"selamat menikmati kopi, selamat memanen inspirasi, selamat disibukkan dengan penasaran "


Jakarta, 2019
wir wirawan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

03.00

GRHYA

lepeng