life
2. n the period during which something is functional (as between birth and death)

Jadi begini, mari kita berinvestasi tentang harapan. Jangan peduli realitas dan ekspetasinya, lakukan sebahagia dan senikmat mungkin. Buat letih tubuhmu, buat capeh pikiranmu, rutinitasmu adalah sebuah karya ciptaanmu yang tak bisa disangkal. Kamu berhak atas itu ...

Berbahagialah dengan kamu yang sekarang, sumpah tak ada yang seberuntung dirimu, yah kamu yang berhenti memikirkan perasaan. Untuk sekarang cukup dulu berfoya ria dengan perasaanmu, nanti saja itu.
       
          "Kamu belum mati rasa, hanya mungkin sedang menjaga jarak dengan asa."

Sekarang letakkan ponselmu tanpa khawatir ada yang sedang menunggu pesan dan sedikit gelisah kalau tidak berkabar. Dewasalah cinta tak melulu tentang basa-basi dan tanya jawab. Lebih dari itu untuk mereka yang sepaham, cinta lebih kepada seni menjamu rasa.

Habiskan waktumu sesuka hati, terus pulang dan tidurlah sepulasnya. Cukup dulu lah untuk kesekiannya. Kenapa harus menjadi baik dan berusaha tanpa mis sedikit pun. Bak sinetron dengan porsi hiperbola romantismenya yang hampir overdosis. Hey itu hanya fiktif belaka yang jika ada kesamaan nama tempat, nama orang, ataupun kisahnya akan disertai kata maaf di awal tayangan.

Berhentilah sejenak! Itulah kenapa kita dikenalkan dengan kata istirahat. Karena defenisi lelah tidak mutlak tentang peluh dan pegal secara fisik, tapi juga karena tabung sabarmu perlu diisi lagi. Mungkin habis tapi tidak hilang, tabungnya masih ada, hanya perlu diisi.


"When you get older
Your wild life will live for younger days
Think of me if ever you're afraid."

He said, "One day you'll leave this world behind
So live a life you will remember."

My father told me when I was just a child
These are the nights that never die

(The Night_Avicii)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

03.00

GRHYA

lepeng